Jamaah Haji Menuju Mina dan Lokasi Pelontaran |
Diriwayatkan hadist dari Abu
Hurairah (R.A) bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bagi orang yg mengerjakan haji
masian (berjalan kaki) pahalanya adalah 70 kali haji (yakni, mengerjakan haji)
dan bagi orang yg mengerjakan haji dengan berkenderaan mendapat satu pahala
haji.”
(Hadist
Riwayat Ad-Dilami dalam Kitab Kanzul Umal)
MENGHADIRI tausiyah di penginapan haji di Aziziyah, pinggiran
Kota Mekkah, ternyata membawa berkah. Isi tausiyah yang disampaikan Mutowwib
(guider haji), membuat hati saya terhipnotis, sehari sebelum ibadah haji
dimulakan. “Setiap langkah akan diganjar 70.000.000 kebaikan, bagi jamaah yang
berjalan kaki,” papar Mutowwib.
Besoknya
usai shalat 2 rakaat, tekad mengikuti haji masian atau berjalan kaki, langsung
dicanangkan. Sebenarnya rombongan saya berjumlah 45 orang jamaah haji angkatan
pertama via Travellindo, pada November 2010. Tapi dari Banjarmasin,
alhamdulillah cuma saya dan istri, yang mantap niat dan tekad untuk berjalan
kaki.
Setelah
bergabung dengan jamaah setanah air, akhirnya ada 23 jamaah yang juga mengambil
Masian pada 8 Dzulhijah. Perjalanan pun dimulai dari Makkah dengan tujuan pertama wukuf di Arafah. Jarak
yang saya tempuh sekitar 23,6 Km. Berangkat sekitar pukul 15.00 sore,
perjalanan pun dituntaskan pada pukul 02.00 dinihari. Artinya dibutuhkan waktu
sekitar 12 jam perjalanan.
Di
sepanjang jalan beraspal dua arah selebar 12 meter, terasa kosong dan sepi.
Hanya beberapa kelompok kecil yang sempat kami temui, yang kebanyakan warga
tanah Haram sendiri. Pegunungan tandus dengan bebatuan kasar menjadi
pemandangan seraya membayangkan, betapa perjuangan Rasulullah begitu hebatnya.
Tapi jangan
khawatir, di sepanjang kiri dan kanan jalan, deretan kran-kran air zam-zam siap
menemani saat kehausan. Setiap radius 1 kilometer, selter dan kamar mandi siap
melayani saat kebelet di perjalanan. Beberapa masjid ternama menyambut semangat
kami sebagai masian.
Setelah memasuki
padang Arafah, kerumunan jamaah mulai terlihat ramai. Usai melaksakan ibadah
wukuf, perjalanan pun kami lanjutkan dari Arafah menuju Muzdalifah untuk mabit
(bermalam).
Jarak yang kami
tempuh sekitar 12 KM. Pakaian ihram yang
kami kenakan mulai basah oleh keringat. Di sepanjang jalan, penjual tikar dan
tenda tersebar di kanan-kiri jalur yang kami lewati. Setelah membeli 5 unit
tenda berukuran besar, tepat di pinggiran jalan kami mendirikan tenda berbaur
dengan ribuan jemaah lainnya.
Rasa capai dan
penat, membuat tidur kami terasa pulas. Usai shalat subuh perjalanan pun kami
lanjutkan lagi. Kali ini Mina sebagai tujuan dengan jarak tempuh sekitar 6
Kilometer. Jalanan tidak lagi lengang, tapi padat merayap dengan jutaan jamaah.
Usai melaksanakan
ibadah, menjelang petang kami meninggalkan Mina menuju Kota Mekkah. Jarak yang
ditempuh sekitar 8 kilometer hingga mencapai Masjidil Haram untuk Tawaf Ifadah.
Total perjalanan pulang pergi dari Makkah, Arafah, Musdalifah, Mina dan kembali
ke Mekkah sekitar 54 kilometer.
Pulang ke tanah
air, barulah kami tersadar; ternyata perjalanan yang kami tempuh tidak beda
dengan jarak tempuh antar Kota Banjarmasin menuju Kota Martapura. Sebuah cara
berjalan kaki yang rasanya sulit bisa kami lakukan jika berada di Banua.
Benar pula
‘papadah’ urang tuha; berhajilah selagi muda karena akan melapangkan semuanya.
Satu pinta; semoga Allah SWT, tetap melapangkan perjalanan hidup kami. Amin…(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar