Rabu, 24 Agustus 2011

Rasa Biasa Grand Zam-Zam


GRAND zam-zam hotel dengan pesona jam raksasa di atasnya, memang menambah kedahsyatan daya tarik Kota Makkah Al-Mukarromah. Bernilai tambah karena hotel ini tepat berada di depan pelataran Masjidil Haram.

Turun ke loby lantai dasar, langsung menghadap dan menghubungkan ke pintu utama King Abdul Azis menuju Masjidil Haram. Hunian mewah ini berdampingan dengan Hilton Tower Makkah.

Tidak hanya menjual ketinggian, Grand Zam-Zam Hotel juga didukung kamar  berkapasitas 1.300 unit.  Saking luasnya lobby room hotel bintang lima  ini, justru ada di lantai 5 dan harus dinaiki dengan 12 lift besar berkapasitas 15 hingga 25 orang.

Suite-suite yang berada di ketinggian dengan view tanah haram dan kedahsyatan Ka’bah sebagai lanskape, menjadi magnet bagi jamaah haji dan umroh.  

Dari lantai dasar hingga lantai 3, deretan plaza dengan branded internasional tersebar.  Counter LV, CK, DKNY, DG, Versace, Aigner hingga  produk olahan kurma, aneka wewangian aroma Arab, telepon genggam dan kamera juga ada.

Untuk menikmati fasilitas akomodasi kelas bintang lima, jamaah harus merogoh kocek terdalam. Sebab biro perjalanan haji dan umrah memasang tarif bervariasi dari Rp 60 juta hingga Rp 75 juta per orang pada tahun 2010.

Selain kemewahan tadi, untuk luas ruangan dan interiornya justru terasa biasa. Suite room di lantai 18 misalnya, justru hanya berukuran 4 x 6 meter yang tidak jauh beda dengan hotel kebanyakan di tanah air. Partisi, panel, properti, interior hingga eskterior room juga banyak terlihat di hotel-hotel di Indonesia.

Yang istimewa,  seluruh kamar di Grand Zam-Zam ini, 24 jam merelay langsung aktivitas ibadah dari Masjidil Haram. Speaker-speaker kecil audio ruang kamar dengan syahdu memperdengarkan suara azan, pengajian ayat suci al-qur’an hingga tausyiah. Kita tinggal mengatur volume speaker, mau kencang atau hening.

Kemewahan seperti ini, menjadi godaan terpenting bagi jamaah haji dan umroh. Apakah mau ibadah atau terlena dengan aroma mewah. Apakah  tawaf di ka’bah atau justru mengitari plaza-plaza megah. (*)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar