GRAND zam-zam hotel dengan
pesona jam raksasa di atasnya, memang menambah kedahsyatan daya tarik Kota
Makkah Al-Mukarromah. Bernilai tambah karena hotel ini tepat berada di depan
pelataran Masjidil Haram.
Turun
ke loby lantai dasar, langsung menghadap dan menghubungkan ke pintu utama King
Abdul Azis menuju Masjidil Haram. Hunian mewah ini berdampingan dengan Hilton
Tower Makkah.
Tidak
hanya menjual ketinggian, Grand Zam-Zam Hotel juga didukung kamar berkapasitas 1.300 unit. Saking luasnya lobby room hotel bintang
lima ini, justru ada di lantai 5 dan
harus dinaiki dengan 12 lift besar berkapasitas 15 hingga 25 orang.
Suite-suite
yang berada di ketinggian dengan view tanah haram dan kedahsyatan Ka’bah
sebagai lanskape, menjadi magnet bagi jamaah haji dan umroh.
Dari
lantai dasar hingga lantai 3, deretan plaza dengan branded internasional
tersebar. Counter LV, CK, DKNY, DG,
Versace, Aigner hingga produk olahan
kurma, aneka wewangian aroma Arab, telepon genggam dan kamera juga ada.
Untuk
menikmati fasilitas akomodasi kelas bintang lima, jamaah harus merogoh kocek
terdalam. Sebab biro perjalanan haji dan umrah memasang tarif bervariasi dari Rp
60 juta hingga Rp 75 juta per orang pada tahun 2010.
Selain
kemewahan tadi, untuk luas ruangan dan interiornya justru terasa biasa. Suite
room di lantai 18 misalnya, justru hanya berukuran 4 x 6 meter yang tidak jauh
beda dengan hotel kebanyakan di tanah air. Partisi, panel, properti, interior
hingga eskterior room juga banyak terlihat di hotel-hotel di Indonesia.
Yang
istimewa, seluruh kamar di Grand Zam-Zam
ini, 24 jam merelay langsung aktivitas ibadah dari Masjidil Haram.
Speaker-speaker kecil audio ruang kamar dengan syahdu memperdengarkan suara
azan, pengajian ayat suci al-qur’an hingga tausyiah. Kita tinggal mengatur
volume speaker, mau kencang atau hening.
Kemewahan
seperti ini, menjadi godaan terpenting bagi jamaah haji dan umroh. Apakah mau
ibadah atau terlena dengan aroma mewah. Apakah
tawaf di ka’bah atau justru mengitari plaza-plaza megah. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar